Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran penceranaan, khususnya perut. Dispepsia dapat berupa rasa sakit atau tidak enak di perut bagian tengah keatas. Rasa sakit tidak menentu, kadang menetap atau berulang.Dispepsia umumnya diderita oleh kaum produktif dan kebanyakan penyebabnya adalah pola atau gaya hiudup tidak sihat. Gejalanya pun bervariasi mulai dari pedih ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di ulu hati, sebu, sendawa yang berlebihan bahkan boleh menyebabkan diare dengan segala komplikasinya.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, iaitu pengeluaran asid hidroklorik berlebih, pertahanan dinding perut yang lemah, infeksi Helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di dalam perut dalam jumlah kecil, gangguan gerakan saluran pencernaan, dan stres psikologi.
Terkadang dispepsia dapat menjadi tanda dari masalah serius, contohnya penyakit luka perut yang parah. Tak jarang, dispepsia disebabkan kerana kanser perut, sehingga harus diatasi dengan serius. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bila terdapat salah satu dari tanda ini, iaitu usia 50 tahun keatas, kehilangan berat badan tanpa disengaja,kesulitan menelan,terkadang mual-muntah,buang air besar tidak lancar, dan merasa penuh di daerah perut.
Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis, iaitu dispepsia organik dan dispepsia nonorganik atau dispesia fungsional. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Dispepsia dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui secara jelas. Dispepsia fungsional atau dispepsia non-organik, merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan.
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani bererti pencernaan.Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami perulangan.
Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindrom dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya luka perut, usus dua belas jari, radang pankreas, radang hempedu, dan lain-lain.
Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulser (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).
Definisi lain, dispepsia adalah sakit atau rasa tidak nyaman pada perut bahagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik lelaki maupun wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu.
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh luka perut atau penyakit acid reflux. Jika memiliki penyakit acid reflux, asid hidroklorik terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskular membran yang membentang dari faring ke dalam perut). Hal ini menyebabkan sakit di dada. Beberapa ubat-ubatan, seperti ubat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.
Sensitif atau alergi terhadap bahan makanan tertentu, bila makan makanan jenis tersebut, boleh menyebabkan gangguan pada saluran cerna. Begitu juga dengan jenis obat-obatan tertentu, seperti Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS), Antibiotik makrolides, metronidazole), dan kortikosteroid.Sebab lain adalah faktor stres/tekanan psikologi yang berlebihan.Misalnya cemas,depresi,gangguan seksual,deprivasi tidur dan masalah peribadi.
Penyebab dispepsia secara rinci adalah menelan udara (aerofagi),regurgitasi (alir balik, refluks) asid hidroklorik,iritasi lambung (gastritis),luka gastrik atau luka duodenum,kanser perut,peradangan pundi hempedu (kolesistitis),intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya),kelainan gerakan usus, stres psikologi, kecemasan, atau depresi serta boleh juga infeksi Helicobacter pylory.
Beberapa kebiasaan yang boleh menyebabkan dispepsia adalah menelan terlalu banyak udara. Misalnya,kebiasaan mengunyah secara salah (dengan mulut terbuka atau sambil berbicara).Atau mereka yang senang menelan makanan tanpa dikunyah.Keadaan itu boleh membuat perut merasa penuh atau bersendawa terus.Kebiasaan lain yang boleh menyebabkan dispesia adalah merokok, minum kafein (kopi), alkohol, atau minuman karbonat.
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membahagi dispepsia menjadi tiga jenis.Jenis pertama adalah dispepsia dengan keluhan seperti luka (ulcer-like dyspepsia), dengan gejala sakit epigastrium terlokalisasi, sakit hilang setelah makan atau pemberian antasid, sakit saat lapar dan sakit berepisod.
Jenis kedua adalah dispepsia dengan gejala seperti dismotiliti (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan,mual, muntah, upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas),rasa tak nyaman bertambah saat makan.Jenis ketiga merupakan dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua jenis di atas).
Sindrom dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembahagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.Sakit dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan bunyi usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk sakit; pada penderita yang lain, makan boleh mengurangi sakitnya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan kentut (perut kembung).Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengubatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
Pemeriksaan untuk penanganan dispepsia terbagi beberapa bahagian, iaitu dimulai dengan pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, dan urine. Dari hasil pemeriksaan darah bila ditemukan leukositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak bererti kemungkinan menderita malabsorpsi.
Seseorang yang diduga menderita dispepsia luka, sebaiknya diperiksa asid hidroklorik . Pada karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksa CA 19-9 .Barium enema untuk memeriksa kerongkong, perut atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami sakit yang membaik atau memburuk bila penderita makan.
Endoskopi boleh digunakan untuk memeriksa kerongkong, perut atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan perut. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah perut terinfeksi oleh Helicobacter pylori. Endoskopi merupakan pemeriksaan gold standard, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah CLO (rapid urea test),patologi anatomi (PA), kultur mikroorgsanisme (MO) jaringan, PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian.
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu OMD dengan kontras ganda, serologi Helicobacter pylori, dan urea breath test.Pemeriksaan radiologi dilakukan terhadap saluran makan bahagian atas dan sebaiknya dengan kontras ganda. Pada refluks gastroesofageal akan kelihatan peristaltik di esofagus yang menurun terutama di bahagian distal, kelihatan anti-peristaltik di antrum yang meninggi serta sering menutupnya pilorus, sehingga sedikit barium yang masuk ke intestin .
Pada luka baik di perut, maupun di duodenum akan terlihat gambaran yang disebut niche, yaitu suatu kawah dari luka yang terisi kontras media. Bentuk niche dari luka yang ringan umumnya regular, semisirkuler, dengan dasar licin.Kanser di perut secara radiologi, akan kelihatan mass yang iregular tidak terlihat peristaltik di daerah kanser, bentuk dari perut berubah. Pankreatitis akut perlu dibuat foto abdomen, yang akan terlihat tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cut off sign), atau kelihatan dilatasi dari intestin terutama di jejunum yang disebut sentinal loops .
Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkong atau respon kerongkong terhadap asid.Penatalaksanaan yang bagus diperlukan dalam merawat dispepsia.Pengubatan dispepsia mengenal beberapa golongan ubat, iaitu antasid 20-150 ml/hari. Golongan ubat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan meneutralkan sekresi asid hidroklorik. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatik, unutk mengurangi rasa sakit. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai penyerap sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare kerana terbentuk senyawa MgCl2.
Pada pengubatan dengan menggunakan antikolinergik perlu diperhatikan, kerana kerja ubat ini tidak spesifik. Ubat yang agak selektif iaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asid hidroklorik sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.Antagonis reseptor H2 merupakan golongan ubat yang banyak digunakan untuk mengubati dispepsia organik atau esensial seperti luka peptik. Ubat yang termasuk golongan antagonis respetor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
Proton pump inhibitor adalah golongan ubat yang mengatur sekresi asid hidroklorik pada stage akhir dari proses sekresi asid hidroklorik.Ubat-ubat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol. Sitoprotektif adalah prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asid hidroklorik oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar luka mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).
Golongan prokinetik adalah ubat yang termasuk golongan ini, iaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengubati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asid hidroklorik (acid clearance).Kadang kala juga diperlukan psikoterapi dan psikofarmako (ubat anti- depresi dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor mental seperti cemas dan depresi.
Perlu juga modifikasi gaya hidup seperti makan dengan kerap,berhenti merokok,kurangkan alkohol.Selain itu kurangkan kafein,menjauhi makanan yang boleh mengiritasi,menjaga berat badan agar sentiasa ideal serta melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Friday, October 30, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment